Selasa, 26 Februari 2013

Menangis





Bentrok Warga Kecamatan Pollung VS PT TPL Kembali Pecah
31 Warga Pandumaan-Sipituhuta Pollung Ditangkap Polisi
Dolok Sanggul-andalas
Konflik PT TPL dengan warga Desa Pandumaan dan Desa Sipituhuta Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) hingga kini terus berlanjut. Tak pelak, kedua kubu ini saling mempertahankan hak masing-masing atas pengusahaan Tombak (hutan-red) Sitangi dan Dolok Ginjang yang berlokasi di wilayah Kecamatan Pollung.
Informasi yang dihimpun wartawan, menurut masyarakat Pollung Tombak Sitangi dan Tombak Dolok Ginjang merupakan warisan nenek moyang yang telah diusahai secara turun temurun. Sementara menurut pihak PT TPL hutan tersebut adalah kawasan SK Menhut Nomor 44 yang juga menjadi lahan konsesi PT TPL sebagi hutan tanaman industry (HTI).
Demi mempertahankan hak kedua belah pihak, bentrok antara TPL dengan warga Desa Pandumaan dan Desa Sipituhuta kembali pecah. Masyarakat dua desa tersebut dituding menghalangi dan melakukan pengrusakan atas fasilitas TPL dilokasi Tombak Sitangi dan Dolok Ginjang. Akibatnya, Senin (25/2) sekira pukul 16:00 Wib, sebanyak 16 warga Desa Pandumaan dijemput paksa oleh pihak kepolisian Polres Humbahas. Tak hanya disitu, Selasa (26/2) pukul 00:30 dini hari, pihak kepolisian kembali menyisir kedua desa tersebut dan polisi kembali menangkap paksa 15 warga Desa Pandumaan dan Sipituhuta.
Ironisnya, menurut salah satu warga Desa Pandumaan, Tipak Nainggolan yang berhasil dikonfirmasi wartawan, mengatakan, penangkapan yang dilakukan oleh pihak kepolisian Polres Humbahas kepada warga Desa Pandumaan dan Desa Sipituhuta merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Pasalnya pihak Polres Humbahas tidak segan-segan masuk kerumah warga dan memporak-porandakan sebagian isi rumah warga. Alhasil, sebagian perhiasan warga hilang tanpa jejak. Tidak hanya disitu kearoganan apara Kepolisian juga dibuktikan dengan penembakan ke udara sehingga masyarakat setempat mengalami trauma yang mendalam.
“Kami sangat trauma atas kedatangan personil Polres Humbahas. Kedatangan mereka kedesa kami bagaikan G 30/SPKI yang mau merongrong nilai-nilai Pancasila. Tak hanya disitu personil Polres itu  tak segan-segan melakaukan tembakan ke udara. Atas penembakan itu bias kami buktikan dengan biji peluru yang berhasil kami temukan. Perlakuan Polisi yang tak bermoral itu patut kami kenang sebagai tragedi di desa kami,”ujar pria itu dengan sedih.
Sementara itu, Kapolres Humbahas AKBP Heri Sulismono melalui Kabag Ops Kompol Hermansyah saat dikonfirmasi andalas di Mapolres Humbahas, membantah pengaduan warga. Dia menjelaskan, penangkapan yang dilakukan kepada warga sesuai dengan prosedur kepolisian dan dipimpin langsung oleh Kapolres Humbahas. “Kami tidak melakukan seperti yang disampaikan oleh warga. Sebelumnya kami melakukan negoisasi dengan warga agar tidak melakukan blockade jalan di Dusun Marade Simpang Desa Saitnihuta. Namun warga bersikeras dan tidak mengiraukan arahan dari pihak keploisian sehingga dengan terpaksa, pihak kepolisian melakukan penangkapan kepada warga yang dicurigai sebagai provokator dan pengrusakan atas fasilitas PT TPL,”terangnya. (AND)

16 Warga Dinyatakan Tersangka
Ratusan Warga Ibu-ibu Menangis di Mapolres Humbahas
Pasca penangkapan terhadap 31 warga Desa Pandumaan-Sipituhuta, ratusan ibu-ibu dari dua desa tersebut menangis meraung-raung saat melakukan aksi unjukrasa di Mapolres Humbahas, Desa Tapian Nauli Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbahas, Selasa (26/2).
Para ibu-ibu yang turut membawa anak mereka menuntut agar suami-suami yang ditangkap oleh Pihak Polres Humbahas supaya dibebaskan dan dapat beraktifitas kembali untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
“Tolong bebaskan suami kami pak Kapolres. Anak kami masih membutuhkan bapaknya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga demi masa depan anak kami. Suami kami tidak bersalah. Kami hanya menuntut hak kami. Tolonglah kami pak Kapolres, jangan biarkan anak kami menangis dan mengalami trauma,”ujar salah seorang ibu muda sambil menggendong anaknya yang masih balita.
Oppung Boi Br Sinambela (88)yang turut sebagai orator dalam tuntutannya mengatakan, pihaknya tidak akan meningggalkan Mapolres sebelum ke 31 kerabatnya tidak dibebaskan oleh Pihak kepolisian. “Kami tidak lagi merasa nyaman seperti semboyan polisi. Terbukti pada saat jam tidur, pihak kepolisian menjemput paksa rekan kami dari tempat tidurnya. Diaman rasa nyaman itu? Jika memang rekan kami bersalah mengapa tidak ada pemberitahuan atau pemanggilan. Kami tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum rekan kami dibebaskan. Biarlah kami ditahan sama-sama karena kami menuntut hak kami,”ujar nenek itu sambil mengenakan tongkat.
Amatan andalas, meski dibawah guyuran hujan, para demonstran yang didominasi ibu-ibu memilih bertahan di depan gerbang Mapolres sebelum para suami mereka dibebaskan oleh pihak Kepolisian. Para ibu-ibu yang malang itu, melakukan ibadah yang dipimpin oleh ketua PGI Humbahas Pdt Irvan Hutasoit. Dalam ibadah singkat itu mereka mendoakan agar penegak hukum bertindak adil kepada masyarakat kecil. Tak jarang para kuli tinta yang mengabadikan peristiwa itu menitikkan air mata.
Meskipun tiga jam lebih para ibu-ibu mlakukan orasinya dibawah guyuran hujan, namun Kapolres Humbahas AKBP Heri Sulismono tidak menunjukkan batang hidungnya kepada masyarakat. Mantan personil Brimob itu lebih fokus terhadap penegakan hukum yang menjerat 31 warga desa Pandumaan- Sipituhuta.
“Kami tidak bisa memenuhi tuntutan warga. 16 dari 31 warga sudah dijadikan tersangka dalam kasus pengrusakan fasilitas PT TPL. Untuk itu hukum harus ditegakkan agar ini menjadi salahsatu efek jera kepada masyarakat,”ujar Kapolres melalui Kasat Reskrim AKP Viktor Sibarani saat dikonfirmasi via selulernya.
Sementara itu, Bupati Humbahas yang diwakili Asisten Pemerintahan Setdakab, Tonny Sihombing saat dimintai tanggapanya di Mapolres Humbahas mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena proses hukum sudah berjalan. “Kita memang prihatin. Tpi kita tidak bisa berbuat banyak. Mudah-mudahan lah penegak hukum melakukan tugasnya secara propesional,”singkatnya. (AND)
Foto andalas/andy siregar
MENANGIS-Tampak ratusan ibu-ibu tengah menangisi para suaminya yang ditahan di Mapolres Humbahas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar