Rabu, 19 Desember 2012

Minat Baca Minim


Minat Baca Indonesia Sangat Rendah

Dolok Sanggul-andalas
Minat baca masyarakat Indonesia saat ini masih sangat rendah. Masyarakat Indonesia masih mayoritas memilih nonton televisi daripada membaca. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2006, masyarakat Indonesia lebih memilih nonton televisi 89,5 % atau mendengar radio 40,3 % ketimbang membaca koran 23,5 %. Hal itu sungguh memprihatinkan.

Demikian dikatakan Seketaris Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Sumut Drs Chandra Silalahi MSi dalam acara Diseminasi Minat Baca Bagi Masyarakat yang bertempat di SMKN 1 Dolok Sanggul, Rabu (19/12). Tampil juga sebagai pembicara anak rantau Kabupaten Humbahas yang juga mantan Bupati Dairi Drs SIS Sihotang MM. Pertemuan itu dibuka Kadis Pendidikan Humbahas Drs Wisler Sianturi MM didampingi Drs Nelson Lumbantoruan SS M.Hum dan dihadiri seratusan peserta mewakili beberapa  kecamatan.

Candra mengatakan, jika menilik Negara Jepang, membaca merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Orang membaca sangat mudah ditemui di bis-bis kota, kereta-kereta listrik dan di tempat umum lainnya. Mereka tidak enggan untuk membawa buku setiap beraktivitas. Di Hongkong, masyarakat antri masuk perpustakaan umum. Lain di Indonesia, masyarakatnya antri di Mall.

Lebih lanjut Candra memaparkan, Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Sumut telah memberikan buku kepada masyarakat di pedesaan dengan tujuan agar ada minat baca. Tapi yang terjadi, keiinginan minat baca sajapun belum ada. Di beberapa kabupaten/kota di Sumut, sudah punya lembaga perpustakaan sehingga bisa dianggarkan pengadaan buku perpustakaan termasuk mobil keliling perpustakaan. Tapi mobil perpustakaan keliling tidak bisa dianggarkan ke Kabupaten Humbahas karena belum ada lembaganya. Sehingga Chandra Silalahi sangat mengharapkan kepada Pemkab bekerjasama dengan DPRD agar lembaga perpustakaan dibentuk di Kabupaten Humbahas.

“Saudara Nelson Lumbantoruan sudah lama saya kenal dan dia ahlinya perpustakaan dan budaya. Sehingga kedepan dengan hadirnya Nelson di Pemkab Humbahas minat baca masyarakat bisa terwujud. Dan peserta bisa menjadi pelopor membaca. Harus dimulai dari peserta, jangan kita surah anak-anak belajar tapi kita sendiripun tak mau baca,” tambah Chandra.

Candra mengakui, minimnya minat baca di beberapa daerah Indonesia karena perpustakaan belum berfungsi optimal, koleksi berbagai jenis perpustakaan masih terbatas. Kemudian membaca belum menjadi kegemaran atau budaya bagi masyarakat, pemberdayaan perpustakaan belum optimal.  Belum seluruh kabupaten/kota, kecamatan dan desa termasuk sekolah memiliki kelembagaan perpustakaan, sehingga penganggaran perpustakaan belum menjadi prioritas.

Upaya menumbuhkan minat baca yaitu mendorong berdirinya semua jenis perpustakaan, membina semua jenis perpustakaan, memberi bantuan koleksi perpustakaan dan memberi bantuan perluasan layanan perpustakaan seperti mobil perpustakaan keliling. Kunci sukses perpustakaan di Indonesia yaitu harus ada stabilitas, kerukunan, manajemen, kepemimpinan, mau bekerja keras dan ada kemitraan. (AND)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar