Peringatan HGN Diwarnai Dengan Pungli
DOLOK SANGGUL-Tidak rahasia umum lagi, peringatan Hari Guru Nasional
(HGN) yang dilaksanakan setiap tahun, tidak terlepas dari pungutan liar
(pungli). Ironisnya, pungli tadi kerap dibebankan kepada siswa dengan dalih
penghargaan kepada guru sebagai ‘pahlawan tanpa tanda jasa’. Dengan kutipan
dari para siswa itu, alhasil pesta kecil hingga pesta besar tercipta disetiap
sekolah.
Salah satu contoh, SMA N 1 Sijama
Polang, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas). Di sekolah yang berdiri sejak 5 tahun lalu itu menungut biaya
HGN sebanyak Rp 32.000. Salahsatu siswa yang tidak ingin disebut namanya,
kepada wartawan, kemarin, mengatakan, biaya Rp 32.000 tersebut digunakan untuk
membeli kado untuk para guru yang mengajar di sekolah tersebut. Siswa yatim itu
menambahkan, untuk mengeluarkan kocek Rp 32.000 dirinya sangat kewalahan sebab
orangtuanya hanya sebagai buruh tani.
“Uang sebanyak Rp 32.000 sudah
sulit untuk kami. Sebab penghasilan orangtua saya paspasan untuk kebutuhan
seharihari,” terangnya.
Terkait hal itu, Kepala SMAN 1
Sijama Polang, Drs Armin Simamora saat hendak dikonfirmasi via selulernya tidak
berhasil.
Sementara itu, dalam momen yang
sama MAN Dolok Sanggul juga melakukan kutipan. Dalam peringatan HGN, sekolah
perguruan yang dirintis muslim itu memungut siswa sebanyak Rp 10.000. Kepala
Sekola MAN Dolok Sanggul, Dermawati Purba, SPd saat dikonfirmasi wartawan
diruag kerjanya membenarkan pungutan itu. Dermawati menjelaskan, pungutan yang
dilakukan dalam peringatan HGN adalah hal yang wajar. Kemudian penempatan hasil
pungutan RP 10.000 dari siswa itu diperguanakan untuk berbagai perlombaan
termasuk lomba memasak nasi goreng kalangan
guru.
“Pungutan Rp 10.000, saya kira
wajar karena tidak terlalu membebani siswa. Demikian juga, pungutan itu kami
pergunakan untuk acara yang sederhana sebagai peringatan HGN,” jelasnya.
Ditempat berbeda, Kadis
Pendidikan Humbahas Drs Wisler Sianturi MM melalui Sekertarisnya Drs Oberlin
Lumban Tobing saat dikonfirmasi menolak keras pungutan dengan dalih untuk
peringatan HGN. “Pungutan kepada siswa untuk peringatan HGN tidak kami benarkan
dan itu larang. Jika para guru ingin peringati HGN silahkan dibenahi anggaran
dasar dan anggaran rumatangga PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia),” tegas
Oberlin. (AND)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar