Rabu, 21 Oktober 2015

Bawaslu Provsu


Bawaslu Provsu Sosialisasi Pengawasan Pilkada 2015

Dolok Sanggul-Menjelang pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2015, badan pengawas pemilihan umum (Bawaslu) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) gelar sosialisasi pengawasan pemilu partisipasipatif, bertempat di Grand Maju Hotel, Dolok Sanggul, Rabu (7/10).
Hadir dalam kesempatan itu, ketua Bawaslu Provsu Syafrida Rasahan diwakili komisioner pengawasan, Auliandri. Ketua Panwaslih Kabupaten Humbahas Nelson Simamora, komisioner divisi SDM dan Organisasi, Hendry W Pasaribu, panwascam se Humbahas, OKP, LSM, PERS dan pemilih pemula dari kalangan pelajar.
Sosialisasi singkat itu, Auliandri memaparkan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mengajak seluruh masyarakat berperan mengawasi Pilkada. Bilamana ditemukan pelanggaran Pilkada yang tidak dapat terjaring petugas panwaslih maka pelanggaran tersebut bisa dilaporkan ke petugas panwas setempat.
Mantan wartawan itu juga menegaskan, bahwa potensi kecurangan dalam pemilu sangat rentan terjadi seperti masalah opolitik uang, kampanye hitam pemasangan APK tidak sesuai aturan, kampanye di luar jadwal, penggunaan fasilitas Negara, mobilisasi PNS dan perangkat desa dan lainnya.
“Pengawasan partisipatif merupakan bagian dari manifestasi kedaulatan rakyat dan penguatan partisipasi politik masyarakat pada setiap tahapan Pilkada. Ada ruang partisipasi politik masyarakat, kepedulian masyarakat, agar proses pemilu berjalan secara jujur, adil. Apabila pengawasan aktif oleh masyarakat maupun pengawas Pilkada maka akan tercipta kepemimpinan yang memiliki legitimasi yang kuat,” terang Auliandri.
Sebelumnya, ketua Panwaslih Humbahas Nelson Simamora mengatakan, bahwa sosialisasi pengawasan partisipatif pilkada bertujuan untuk mengetahui tatacara dan mekanisme pengawasan. Demikian  juga, pemilih pemula diharapkan berkenan mengawasi jalannya pemilihan.
“Jumlah TPS di Humbahas sebanyak 375 dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT)sebanyak 129.178 pemilih. Makin banyak jumlah pemilih, kerawanan kecurangan juga makin tinggi. Untuk mencegah kecurangan dan konflik masyarakat mari kita bekerjasama mengawasi proses pemilihan yang akan datang,” kata Nelson.
Nelson menguraikan, bahwa lazimnya, karakter pemilih ada tiga yakni Rasional, Emosional dan Pragmatis. Menurut Nelson, pemilih Rasional merupakan pemilih dengan melihat sosok yang mampu membangun daerah, tidak karena nepostisme tapi niat untuk membawa pembangunan kearah yang lebih baik. Emosional merupakan karena ikatan marga dan Pragmatis karena janji iming-iming dari kandidat dengan kata lain ‘wani piro’.
“Harapan kita, pemilih pemula dan pemilih lainnya dapat menjadi pemilih yang Rasional, tanpa melihat ikatan marga atau iming-iming dari kandidat. Sebab yang peduli dengan pembangunan daerah kita bukan orang lain melainkan kita sendiri,” terang Nelson. (ANDI SIREGAR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar