Selasa, 28 April 2015

Tersangka Bunuh Diri

Kasus Pembunuhan Calon Pengantin Akan di SP3
DOLOK SANGGUL-Dengan terkuaknya terduga pelaku pembunuhan calon pengantin Ojak Purba,33 - Ospi Simbolon,28 oleh Aron Manurung, 36, ipar korban Ojak (suami dari saudara kakak perempuan Ojak-red), penanganan kasus tersebut akan diterbitkan surat perintah pemberhentian perkara (SP3) oleh Kapolres Humbahas melalui penyidik.
Kasat Reskrim Polres Humbahas AKP Hendro Sutarno didampingi KBO Reskrim Aiptu  Sirait kepada wartawan harian andalas, di Mapolres, Selasa (28/4/2015), mengatakan, berdasarkan penyelidikan dan alat bukti yang ada, pihaknya sudah menetapkan terduga tersangka pembunuhan calon pengantin Ojak-Ospi yakni Aron Manurung yang ditemukan tewas gantung diri di perladangan Desa Sijambur Pardomuan, Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir, Sabtu (25/4) lalu.
Namun, untuk memastikan pria yang pernah bermukim di Dusun Aek Mardugu, Desa Purba Manalu, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) itu sebagai tersangka pembunuh, pihaknya masih menunggu hasil laboratoriuam forensic (labfor) bercak darah yang ditemukan di jaket Aron. “Kalau hasil DNA bercak darah itu sama dengan korban Ojak-Ospi maka akan diterbitkan SP3 oleh penyidik. Karena sesuai undang-undang, jika tersangka mati tindak pidana harus dihentikan. Sebab penyelidikan tidak akan cukup bukti,” jelas Sutarno.
Sirait juga menambahkan, hasil pemeriksaan sementara, motif pembunuhan sepasang calon pengantin diduga dilatari sakit hati dan cekcok keluarga. Sebab sebelum kejadian, menjelang pesta pernikahan korban, Aron Manurung ditugasi keluarga korban Ojak mempersiapkan kebutuhan pesta termasuk makanan. Namun setelah tugas itu dikerjakan, keluarga korban Ojak membatalkan dengan alasan akan di makanan pesta akan catering, saat itu, Aron kecewa.
Kemudian, sekitar pukul 21:00 Wib, sehari, sebelum kejadian, Aron minta duit sama istrinya sebesar Rp 500 ribu. Sang istri bukannya memberikan uang, malah merepeti sang suami, dengan alasan uang tidak ada lagi. “Uang apalagi, sudah kita janjikan Rp 1 juta untuk tumpak pesta ito itu, dari mana lagi uang. Malu-malui saja,” kata Sirait menirukan penjelasan istri Aron saat dimintai keterangan di Mapolres.
Selanjutnya, dengan aroma minuman keras, sekitar pukul 01:00 Wib dini hari, Aron kembali kerumah dan membanguni istrinya yang sudah tidur lelap. Lagi-lagi br purba itu merepet, “Apalagi…!! Terus kau bau minuman pulang kerumah. Kalau kayak gini lebih baiklah cerai,” kata br Purba, kesal.
Mendengar ucapan, istrinya, tambah Sirait, Aron keluar rumah dan membawa besi jenis linggis. “Sekitar pukul 01:30-04:00 wib diduga terjadi pembantaian terhadap iparnya, korban Ojak-Ospi,” terang Sirait. (ANDI SIREGAR)
Pelaku Pembobol BRI Unit Lintong Belum Terungkap
Kapolres Humbahas Terkesan Risih
DOLOK SANGGUL-Satu bulan berlalu, kasus pembobolan BRI Unit Lintong Nihuta hingga kini belum terungkap siapa pelakunya. Dikawatirkan, pembobol uang nasabah BRI sebesar Rp 1,1 milyar itu masih bebas berkeliaran tanpa penanganan hukum dari pihak terakait. Sementara, saat kasus itu dipertanyakan wartawan harian andalas kepada Kapolres Humbang Hasundutan (Humbahas) AKBP Rustam Mansur di ruang kerjanya, Selasa (28/4), perwira polisi dua melati di pundaknya itu, terkesan risih.
Mantan Kasubbid Paminal Bid Propam Polda Jabar itu, malah meragukan wartawan bahwa yang dipertanyakan itu tidak akan naik di media. “Semua kalian tanyai, dimasukin gak nanti di media,” tanya Rustam sedikit ragu.
Meski demikian, saat perkembangan penyelidikan pembobolan BRI Unit Lintong Nihuta itu didesak wartawan, Rustam mengatakan, bahwa kasus tersebut masih tahap penyelidikan. Demikian juga, siapa dan berapa pelaku pembobolan brankas BRI itu, petugas sudah tahu. Ditanya, adakah keterlibatan orang dalam (BRI-red) dalam kasus tersebut, lagi-lagi pria yang jarang bersilaturahmi dengan wartawan itu mengaku, kasus tersebut masih penyelidikan.
Rustam menjelaskan, untuk memperoleh informasi dari Polres tidak harus dari Kapolres namun bisa melalui kepala satuan (Kasat) dan Kasubbag hubungan masyarakat (Humas). “Saya punya Kasat, saya punya Humas. Kapolres itu bukan manajemen tukang bakso. Saya ngambil bawang, cawan, sayur dan mengantar kepada pelanggan,” tukasnya.
Untuk komunikasi dengan rekan-rekan wartawan, tambah Rustam, sudah di delegasikan ke Humas termasuk yang lainnya. Sehingga, ada tidak ada Kapolres informasi ke media tetap berjalan.
Sebelumnya, diberitakan andalas, Brankas Bank BRI cabang unit Kecamatan Lintong Nihuta dibobol maling, Sabtu (21/3). Pelaku berhasil menggasak isi brankas sebesar Rp Rp 1.112.046.000. Kejadian tersebut sudah ditangani pihak Polres Humbahas dan pelaku masih dalam pengejaran. (ANDI SIREGAR)



Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Bupati Humbahas Sosialisasi Bahaya Narkoba

DOLOK SANGGUL-Penyalahgunaan dan bahaya narkoba di kalangan muda dan remaja tidak dipungkiri masih banyak di lingkungan sekitar kita. Sementara, dampak akibat narkoba bagi kesehatan dan masa depan tidaklah sedikit. Demikian dikemukkan, Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas) di sela sosialisasi dampak penyalahgunaan narkoba, bertempat di aula kantor camat Dolok Sanggul, kemarin.
Dijelaskan, dampak penyalahgunaan narkoba sangat multi fungsi, bisa mematikan secara berlahan-lahan. Saat ini pengguna narkoba bukan hanya lagi ditingkat SLTA, SLTP tapi sudah sampai ke anak-anak SD. “Ini sungguh berbahaya, ini harus dicegah. Kasihan kita melihat anak-anak, karena ada makanan dan minuman bercampur narkoba, yang kita tidak sadari. Bila perlu, sosialisasi ini harus disampaikan kepada masyarakat Humbahas secara terus menerus,” terang Maddin.
Mencegah penyalahgunaan narkoba di wilayah Kabupaten Humbahas khususnya bagi pelajar, kata Maddin, sudah sering disampaikan melalui guru, camat dan elemen masyarakat lainnya. Memaksimalkan pencegahan penyalahgunaan narkoba juga diperlukan peran mas media, aparat desa dan lintas agama. “Penduduk Humbahas merupakan masyarakat yang religius. Kalau punya iman yang kuat, harus berkata tidak pada narkoba,” tukasnya.
Sementara Kabag Tata Usaha BNN Sumut Suheri Situmorang, mengatakan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia semakin hari semakin marak bahkan semakin meningkat. Pemerintah sangat menaruh perhatian terhadap masyarakat yang menyalahgunakan narkoba, apalagi terhadap kejahatan dan sindikat narkoba. Dukungan dan partisipasi seluruh lapisan masyarakat sangat diharapkan agar peduli untuk bersama-sama melakukan upaya memerangi bahaya penyalahgunaan narkoba.
Sebelumnya, Asisten Administrasi umum dan Kesra Setdakab, Edy Sinaga dalam laporannya mengatakan sosialisasi penyalahgunaan narkoba merupakan bagian dari program pemerintah Humbahas untuk mencegah masyarakat khususnya pelajar agar terhindar dari pemakaian dan peredaran narkoba demi mewujudkan visi misi pemerintah menuju Humbahas yang mandiri dan sejahtera. Sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba dilaksanakan di tiga kecamatan yakni Dolok Sanggul, Pakkat dan Lintongnihuta. (ANDI SIREGAR)
Tersangka Pembunuh Calon Pengantin Ditemukan Tewas
DOLOK SANGGUL-AM (36), terduga tersangka pembunuh calon pengantin, Ojak-Ospi ditemukan tewas tergantung di perladangan Desa Sijambur Pardomuan, Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir, Sabtu (25/4) sekira pukul 15:30 Wib. AM yang merupakan ipar korban Ojak (suami dari saudara perempuan Ojak-red) diduga mengalami stress berat hingga akhirnya nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggantungkan diri pohon, menggunakan seutas tali.
Kapolres Humbang Hasundutan (Humbahas) AKBP Rustam Mansur melalui Kasat Reskrim AKP Hendro Sutarno didampingi Kanit I Reskrim Aiptu Rocky Sianturi dan Humas Polres Humbahas Aiptu Meliala Sembiring saat ditemui wartawan harian andalas di Mapolres Humbahas, Minggu, 26/4/2015, mengatakan, AM pelaku bunuh diri yang ditemukan tewas di perladangan Desa Sijambur Pardomuan, Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir dipastikan ipar dari korban calon pengantin Ojak.
Pengakuan dari istri AM, br Purba, AM memiliki ciri tato bergambar elang dibagian dada dan jari kelingking cacat alias puntung. “Setelah ciri fisik pelaku bunuh diri, disingkronkan dengan AM. Pria yang tergantung dipohon itu dipastikan ipar korban Ojak. AM sendiri, pertama kali ditemukan warga setempat yang kesehariannya bekerja di ladang. Penemuan jenazah AM kemudian dilaporkan ke Polres setempat yang dilanjutkan ke Mapolres Humbahas,” terang Rocky.
Kata Rocky, penetapan AM sebagai terduga tersangka pembunuh calon pengantin dikuatkan dengan penemuan mobil pick-up jenis carry nopol BK 9608 EA milik AM. Mobil terduga pembunuh iparnya itu di temukan terparkir 7 meter dari tepi Jalinsum Tobasa, tepatnya 100 meter dari Mapolres Tobasa arah Balige. Dari dalam mobil, petugas menemukan jaket AM dan satu buah dinamo pemotong besi dan besi bulat berukuran satu meter. Bukti lain, dari kantung celana AM ditemukan HP dan nomor kontak yang selama ini dilacak petugas.
Hasil pemeriksaan sementara, lanjut Rocky, AM diduga kuat sebagai tersangka pembunuh calon pengantin yang tewas dibantai Minggu, (19/4) lalu. Pasalnya di jaket AM ditemukan bercak darah dan beberapa alat bukti yang diduga dipakai menghabisi Ojak-Ospi. “Namun untuk menetapkan AM sebagai tersaka masih diperlukan hasil laboratorium dan forensic (labfor) Poldasu,” terang Rocky.

Keluarga Korban Ojak Tolak Jenazah AM
Setelah menjalani visum dari salahsatu rumah sakit porsea, jenazah AM di bawa ke kampung halamanya di desa Motung Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Tobasa. Keluarga pihak AM sendiri menolak melakukan Otopsi. Sementara, meski AM sudah dipastikan, ipar korban calon pengantin,  keluarga korban Ojak menolak untuk melihat Jenazah AM yang sempat terbujur kaku di salahsatu rumah sakit Tobasa.
“Informasi yang kita dapat, Jenazah AM akan dibawa dan dimakamkan di kampung halamannya di Desa Motung sementara pihak keluarga korban Ojak menolak untuk melihat jenazah AM,” kata Rocky. (ANDI SIREGAR)

Kamis, 23 April 2015

Ungkap Kasus Pembunuhan Calon Pengantin
Perwakilan Simbolon Sipitu Sohe Desak Polres Humbahas
Dolok Sanggul-Perwakilan Simbolon sedunia Sipitu Sohe kembali mendesak Polres Humbang Hasundutan (Humbahas) untuk mengungkap motif pembunuhan pasangan calon pengantin Ojak – Ospi. Simbolon Sipitu Sohe yang berkedudukan di Kabupaten Samosir itu didampingi pengurus Simbolon daerah Kabupaten Humbhas mengaku keberatan dan menimbulkan luka yang dalam atas peristiwa yang menimpa korban Ospi dan calon menantunya Ojak.
“Kami sangat terpukul atas kejadian ini. Kami pengurus Simbolon Sipitu Sohe berharap dan menaruh optimis kepada aparat Polres Humbahas untuk segera mengungkap dan menangkap pelaku pembunuhan itu,” ungkap ketua perwakilan Simbolon, Kartolo Simbolon (Ompu Manatap) di ruang rapat Mapolres Humbahas, Kamis (23/3).
Kartolo menjelaskan, keterangan yang diperoleh dari keluarga, bahwa kematian Ospi Simbolon tidak lepas dari konflik internal di keluarga Ojak Purba. Namun, apapun alasan pembunuhan tersebut sangat tidak tepat. Pasalnya perlakuan sadis yang dialami Ospi-Ojak sudah diluar batas kemanusian. Untuk itu, pihak Marga Simbolon sedunia tidak akan lengah dalam memantau perkembangan kasus tersebut.
Pihaknya juga siap membantu petugas dan akan tetap mengedepankan penegakan supremasi hukum.“Apabila dibutuhkan, kami perwakilan tujuh keturunan Simbolon Sipitu Sohe se-dunia siap membantu  petugas,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Humbahas diwakili Kasubbag Humas Polres Aiptu Meliala Sembiring kepada perwakilan Simbolon, mengaku bahwa pihak Polres Humbahas tetap berusaha keras untuk mengungkap kasus pembunuhan calon pengantin Ojak-Ospi. Sebagai bukti, dalam kasus ini, tim identifikasi dari Polda sudah diturunkan ke Humbahas.
“Mengungkap kasus ini, kita berusaha maksimal dan sekecil apapun informasi tetap kita butuhkan. Mudah-mudahan berkat bantuan semua lapisan masyarakat khsusunya keluarga kedua belah pihak calon pengantin, kasus ini cepat terungkap,” jelas Meliala. (ANDI SIREGAR)

Penyerahan SK CPNS Pelamar Umum Formasi tahun 2014

Menjadi PNS, Jangan Sombong!!!!
DOLOK SANGGUL-Menjadi seorang PNS, hendaknya jangan sombong dan tinggi hati. Kunci keberhasilan, berikanlah perhatianmu kepada pekerjaan itu dan bersyukurlah kepada Tuhan. Bekerjalah dengan hati yang tulus. Demikian dikemukakan bupati Humbang Hasundutan (Humbahas) Maddin Sihombing di sela penyerahan SK CPNS formasi umum tahun 2014, bertempat di Bukit Inspirasi, Dolok Sanggul, Kamis (23/4/2015).
Kata Maddin, pada dasarnya, PNS itu pelayan masyarakat, kapan dan dimanapun itu. PNS itu harus ditunjukkan sebagai pelayan ditengah-tengah masyarakat. Untuk memberikan pelayanan itu harus mempersiapkan diri yaitu belajar dan bekerja. Saudara pintar tapi implementasinya belum tentu pintar, maka harus belajar dan bekerja dengan baik.
Bupati yang akan mengakhiri masa jabatannya pada Agustus mendatang, menambahkan, dalam melaksanakan tugas, PNS harus berpegang pada undang undang dan tertib administrasi. “Jangan bekerja dengan keinginan tapi harus berdasarkan peraturan yang ada. Karakter PNS harus dijaga, karena kehadiran dan kedudukan PNS di tengah-tengah masyarakat sangat strategis. Sumber informasi di desa-desa adalah dari PNS. Tunjukkan jati diri dan contoh teladan sebagai PNS ditengah-tengah masyarakat. Karena tugas dan fungsi PNS adalah sebagai motivator terutama dalam hal pembaharuan yang terbaik ditengah-tengah masyarakat,” terang Maddin.
Sebelumnya, Kepala BKD Pemkab Humbahas Makden Sihombing dalam laporannya menyampaikan, jumlah CPNS yang menerima SK sebanyak 148 orang dengan perincian tenaga guru 94, kesehatan 4 dan teknis 50 orang. Penyerahan SK ini merupakan pertama kali di Provinsi Sumut. (ANDI SIREGAR) 

Rabu, 22 April 2015

Seputar Tewasnya Calon Pengantin


Ada Kejanggalan di Lingkungan Keluarga Ojak

DOLOK SANGGUL-Pasca pembunuhan sadis terhadap sepasang kekasih, Ojak Purba (33) dan Ospi Boru Simbolon (28) banyak rumor yang berkembang di masyarakat. Salah satunya adanya kejanggalan terhadap salah seorang anggota keluarga Ojak yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya. Orang itu disebut-sebut sebagai suami dari salah seorang kakak korban.
Rumor itu berkembang karena sampai saat ini belum ditemukan titik terang atas kematian kedua pasangan kekasih yang tinggal di Jalan Sisingamangaraja, Dolok Sanggul, Humbang Hasundutan (Humbahas). Bahkan warga disekitar rumah korban mengatakan bahwa suami salah satu kakak korban tidak diketahui keberadaannya. Serta tidak terlihat batang hidungnya hingga saat ini. Semestinya, menurut warga suami dari saudara perempuan atau ipar korban harus ada dalam setiap peristiwa di lingkungan keluarga istrinya.
Sementara mulai dari kejadian pada hari Minggu (19/4) hingga sekarang, lelaki yang disebut sebagai pekerja wiraswasta itu belum di ketahui. “Kami tidak tau bagaimana persisnya. Namun mulai dari kejadian sampai sekarang belum pernah kami melihat dia. Kami jadi bertanya-tanya tentang keberadaannya. Pasalnya dia adalah boru, atau suami dari saudara perempuan korban. Semestinyakan dia harus ada di sana,” papar salah seorang warga yang namanya tidak ingin disebutkan.
Sebelumnya beredar rumor dikalangan masyarakat menyebutkan bahwa pembunuhan adalah teman dekat Ospi. Namun hal tersebut dinilai tidak logika. Pasalnya, dari dugaan pihak berwajib rumah korban sudah dikenali pelaku dan sudah dikuasai. “Selain itu, pada hari penguburan Ojak dan Ospi mantan dari Ospi itu datang dan ikut memanjatkan doa untuk ketenangan kedua korban. Jadi jika dia pelakunya itu sangat mustahil,” ujar mereka.
Sementara itu, Kapolres Humbahas melalui Kasubag Humas Aiptu Meliala Sembiring saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (22/4/2015), mengatakan, rumor yang berkembang, terakit pembunuhan calon pengantin, bukan acuan utama dari kepolisian. Namun bukan berarti kepolsiian mengabaikan opini yang berkembang. Melainkan Kepolisian harus mengedepankan fakta dan logika dilapangan. “Belum ada perkembangan yang menonjo. Tetapi harus kita pahami bersama bahwa kepolisian sudah maksimal melakukan pengungkapan dibalik kasus ini. Jadi kita berharap amsyarakat jangan terlalu cepat termakan isu ataupun opini,” terangnya.
Meliala menyebutkan bahwa pihak Polres memahami bahwa kasus tersebut sangat menarik perhatian public. Namun dia mengharapkan masyarakat juga jangan gampang mengeluarkan opini yang bias menimbulokan kerugian bagi sejumlah pihak. Sehingga masyarakat diharapkan bersabar menunggu hasil pengembangan. “Saat ini sudah ada sepuluh saksi yang kita periksa. Jadi kita berharap warga bersabar,” pungkasnya. (BARINGIN/ANDI)

Waspada HIV/AIDS

14 Orang Penderita HIV/AIDS di Humbahas

DOLOK SANGGUL-Data tahun 2014, tercatat sebanyak 14 orang warga Humbang Hasundutan (Humbahas) menderita penyakit (Human Immunodeficiency Virus/Aiquired Immune Deficiency Sindrom) HIV/AIDS. Penderita HIV/AIDS tersebut tersebar di beberapa kecamatan Kabupaten Humbaas dan  dan saat ini masih menjalani perawatan medis.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Humbahas dr. Budiman Simanjntak melalui Sekertaris Dinkes Eslon Sihotang saat ditemui wartawan harian andalas di ruang kerjanya, Selasa (21/4/2015) , mengatakan, beberapa penderita HIV/AIDS di Humbahas mayoritas terinfeksi dari luar daerah Kabupaten Humbahas yang diakibatkan pergaulan bebas, pemakaian narkoba, jarum suntik dan lainnya. “Penderita HIV/AIDS yang terinfeksi di luar daerah umumnya kembali ke kampung halamnya untuk menjalani perawatan,” jelas Eslon.
Lanjut Eslon, penanganan dan penenggulangan penderita HIV/AIDS dilakukan secara lintas sektor. Voluntary conseling test (VCT) dilakukan di RSUD Dolok Sanggul sementara pengobatan RS HKBP Balige.
Mengantisipasi meningkatnya kasus HIV/AIDS, kata Eslon, Pemkab setempat bekerja sama dengan beberapa pihak terkait mensosialisasikan bahaya HIV/AIDS dengan  sasaran utama pelajar tingkat SLTA. Sebab, kalangan remaja dan pekerja beresiko rentan terjangkit virus HIV/AIDS.
Menurut mantan sekertaris dishut itu, Humbahas masih kategori zona aman kasus HIV/AIDS. Pun demikian, pihaknya tetap proaktif menekan kasus HIV/AIDS. Ini dilakukan agar jumlah penderita penyakit mematikan itu tidak meningkat signifikan.
“Bersama tim terkait, beberapa waktu lalu kita, rajia HIV/AIDS di tempat hiburan malam. Meski tidak ditemukan yang terinfeksi HIV/AIDS, kita tetap mengimbau agar PSK memakai kondom,” tandasnya. (ANDI SIREGAR) 

Senin, 20 April 2015

Diminta Menyerah Sebelum Hukum Bertindak

Pembunuh Calon Pengantin Diminta Meyerahkan Diri

DOLOK SANGGUL-Pelaku pembunuh calon pengantin, Ojak Parsaulian Purba (33) dan Ospi Simbolon (28), secara gentle man diminta bertanggungjawab dan meyerahkan diri ke Mapolres Humbang Hasundutan (Humbahas) untuk menjalani proses hukum yang berlaku. Demikian himbauan Kapolres Humbahas AKBP Rustam Mansur melalui Kasat Reskrim AKP Hendro Sutarno saat dihubungi wartawan harian andalas via selulernya, Senin (20/4/2015).
Dikatakan, siapapun pelakunya, jika sudah menyerahkan diri ke Mapolres, kemanan dari amukan massa dijamin seribu persen oleh personil Polres Humbahas. Sebaliknya jika pelaku tidak menyerahkan diri maka petugas akan mengambil sikap tegas dan bila perlu akan dilakukan tembak di tempat.
Selain kemananan dari amukan massa, kata Sutarno, pihaknya juga menjamin keringanan hukum jika pelaku menyerahkan diri. “Dalam kasus ini, kita sangat mengharapkan sikap kooperatif dari pelaku untuk menyerahkan diri dan menjalani penyelidikan. Sepanjang pelaku jujur dan tidak memberikan keterangan yang berbelit maka akan diberikan keringanan hukum,” terang Sutarno.
Sebelumnya, Pengurus Toga Purba Kabupaten Humbahas, meminta sekaligus mendesak pihak kepolisian untuk mengungkap kasus pembunuhan korban, Ojak Parsaulian Purba dan tunangannya Ospi br Simbolon yang ditemukan tewas di dalam kamar, kediaman korban Ojak jalan SM Raja Dolok Sanggul, Minggu (19/4/2015).
Ketua Toga Purba Humbahas, Marhusa Purba (Op. Golda) didampingi Sekretaris Binsar Purba dan pengurus lainnya saat diterima Kapolres melalui wakapolres kompol Irwan Jaya di ruang pertemuan Mapolres, Senin (20/4/2015) mengatakan, atas peristiwa yang menimpa korban, masyarakat Humbahas terlebih marga Purba dan keluarga dua belah pihak sangat merasa terpukul dan tidak terima dengan kejadian tersebut serta mengutuk keras pelaku pembunuhan itu.
Dia menilai, kejadian yang menghilangkan nyawa calon pengantin yang akan menggelar pernikahan 02 Mei 2015 mendatang itu sudah tidak manusiawi lagi. Untuk itu mereka berharap kasus pembunuhan itu dapat sesegera mungkin terungkap oleh pihak kepolisian dan memberikan hukuman yang setimpal pelaku.
“Kami dari Toga Purba Humbahas siap memberikan dukungan dan doa sekaligus informasi sekecil apapun untuk mengungkap kasus pembunuhan yang menewaskan putra kami Ojak Parsaulian dan calon menantu kami Ospi Br Simbolon,” kata Marhusa.
Binsar Purba menambahkan, sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu keluarga Toga Purba telah kehilangan salah seorang putri mereka yakni alm Norita br Purba yang ditemukan tewas di semak-semak. Namun berselang beberapa hari Polres Humahas berhasil mengungkap kasus itu dengan menangkap dan menetapkan tiga orang tersangka.
Untuk itu, kata Binsar,  dengan dukungan dari masyarakat, Polres Humbahas akan berhasil mengungkap kasus pembunuhan calon pengantin. “Kami berdoa agar pimpinan dan jajaran Polres Humbahas dituntun Tuhan untuk mengungkap kasus pembunuhan ini. Kami juga yakin, Polres Humbahas akan bekerja maksimal demi mengungkap kasus ini,” harap ketua PSSI Humbahas itu.
Terpisah, pengurus persatuan Simbolon Boru dan Bere se-Indonesia (PSBI) di Humbahas Erikson Simbolon,kepada sejumlah wartawan mengatakan bahwa seluruh pihak keluarga mendesak kepolisian agar mengusut tuntas kasus kematian pasangan calon pengantin tersebut. Pasalnya kematian Ojak Purba dan Ospi br Simbolon telah meninggalkan luka yang sangat besar kepada keluarga besar Simbolon di Indonesia. “Kita sangat yakin dan berharap, pihak kepolisian akan bekerja maksimal dalam mengungkap pelaku pembunuhan ini dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku,” tukasnya. (ANDI/FRANS/EDI)

Minggu, 19 April 2015

Calon Pengantin Tewas Dibantai

Sepasang Kekasih Tewas Dibantai OTK
DOLOK SANGGUL-Sepasang kekasih, Ojak Parsaulian Purba (33) warga jalan SM. Raja, Dolok Sanggul dan Ospi Simbolon (28) warga Lumban Sinanti, Desa Sihite Kecamatan Dolok Sanggul tewas dibantai orang tak dikenal (OTK), Minggu (19/4/2015) sekira pukul 04:00 Wib dini hari. Kedua korban yang sudah mengikat janji pernikahan (tunangan-red), dibantai
di ranjang di tempat kediaman korban Ojak.
Informasi didapat wartawan harian andalas, peristiwa mengenaskan yang menimpa kedua korban pertama kali diketahui, Marjuki Purba (28), adik korban. Usai nonton bola di salahsatu warnet, Marjuki pulang ke rumah. Saat tiba di rumah, orangtua korban Br. Simamora (65) yang tengah menderita stroke, menyurh Marjuki melihat abangnya. Sebelum sampai di kamar korban, Marjuki melihat pintu kamar abangnya terbuka dan ada bercak darah di lantai. Seketika, Marjuki histeris mel
ihat korban dan kekasihnya sudah bersimbah darah diatas ranjang. Korban Ospi sudah tak bernyawa sementara korban Ojak menahan sakit hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
“Korban tewas, pertama kali didapati adiknya Marjuki, Saat itu, Marjuki berteriak histeris sehingga warga sekitar berhamburan dan mencari tahu arah suara. Kita mendapati korban sudah tidak bernyawa sehingga korban dilarikan ke RSUD Dolok Sanggul untuk keperluan visum,” ujar tetangga korban yang mengaku Marga Sihite.
Masih kata Sihite, saat kejadian, pihaknya tidak mendengar suara ribut atau tanda buruk lainnya. Pria paruh baya itu mengaku terkejut melihat ponakannya itu tewas dibantai OTK. “Kita tidak menduga peristiwa sadis ini terjadi sama korban. Padahal, sebelumnya, korban bersama kekasihnya sudah tunangan, Sabtu (11/4/2015) lalu dan akan melangsungkan pernikahan, Sabtu 02 Mei 2015 mendatang,” terangnya.
Terpisah, Kapolres Humbahas AKBP Rustam Mansur melalui Wakapolres Kompol Irwan Jaya didampingi kasat Reskrim AKP Hendro Sutarno saat dikonfirmasi andalas mengakui peristiwa pembantaian itu. Untuk mengungkap motif pembunuhan itu, pihaknya masih melakukan proses lidik.
Kronologis pemeriksaan sementara, kata Sutarno, saksi pertama melihat kejadian, Marjuki Purba yang merupakan adik korban. Pulang nonton bola dari salahsatu warnet, Marjuki melihat pintu kamar korban terbuka dan ada bercak darah dilantai. Selanjutnya, saksi masuk ke kamar dan melihat kedua korban berlumuran darah di wajah dan kepala.
“Pelaku pembunuhan ini masih lidik petugas. Sementara kita sudah mengumpulkan keterangan lima orang saksi. Saksi tersebut tiga orang dari pihak keluarga termasuk adik korban dan dua orang anak kos yang tinggal di kediaman, korban Ojak,” jelas AKP Sutarno.
Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), kedua korban diduga dibantai menggunakan senjata tajam. Dimana di kening kedua korban terdapat beberapa luka bacokan. Dari tempat kejadian perkara (TKP), petugas mengamankan dua buah HP dan pakaian korban.
Pantauan andalas, pasca kejadian, rumah kediaman korban terus dipadati warga Dolok Sanggul guna memberikan penghiburan dan menyampaikan ungkapan belasungkawa. Informasi didapat, kedua korban dimakamkan, Selasa (20/4/2015).


teks dan foto, andi siregar

Selasa, 14 April 2015

Tersangka Bejat

Seputar Tewasnya Siswi SMKN 1 Dolok Sanggul
Polres Humbahas Amankan Tersangka Baru
DOLOK  SANGGUL-Polisi resor (Polres) Humbang Hasundutan (Humbahas) melalui satuan reskrim kembali mengamankan dua tersangka terbaru pembunuh sekaligus pemerkosa siswi SMKN 1 Dolok Sanggul, di Dusun Sihuting-huting Desa Saitnihuta, Selasa (07/4) lalu. Penetapan tersangka baru tersebut berdasarkan pengembangan dari tersangka sebelumnya, pacar korban, PS (19) warga Dusun Jukkang, Desa Saitnihuta, Kecamatan Dolok Sanggul diamankan petugas dari kediamannya, Selasa, (7/4) lalu.
Kapolres Humbahas AKBP Rustam Mansur didampingi Kasat Reskrim Polres AKP Hendro Sutarno dan Humas Polres Aiptu Meliala Sembiring dalam konferensi Pers-nya di Mapolres Humbahas, Senin (13/4) mengatakan, terangka AS warga Dusun Lumban Tonga-tonga, Desa Pakkat Dolok kecamatan Dolok Sanggul dan SS warga Tumban Tongatonga Desa Pakkat Dolok, Kecamatan Dolok Sanggul berhasil diamankan petugas pada Minggu (12/4) secara terpisah, AS  diamankan di daerah Jambi sementara SS diserahkan pihak keluarga ke Mapolres.
Rustam menambahkan, dari penyelidikan petugas, PS bukan pelaku tunggal atas kematian Norita. Namun PS terlibat karena membawa Norita meninggalkan rumah tanpa ijin dari orang tua korban. “Jadi sebelumnya memang benar ada kita keluarkan pernyataan bahwa PS tersangka, namun itulah strategi penyelidikan. Sehingga dua tersangka yang sudah kita target tidak melarikan diri dari pengejaran polisi,” terangnya.
Mantan Kasubdit Paminal bid Propam Polda Jawa barat itu menjelaskan, sampai saat ini masih dilakukan pengembangan hingga nantinya keseluruhan misteri dibalik kematian Norita dapat terungkap. “Sebelumnya kita sudah tegaskan bahwa itu merupakan hasil penyelidikan sementara, dan inilah hasil pengembangannya,” katanya.
Sementara itu, dari pengakuan tersangka AS dia menggunakan sepeda motor bersama SS. Ditengah jalan mereka melihat Norita yang sedang berpacaran dan melintas di kawasan Bukit Inspirasi, Humbahas sekitar pukul 19:00 wib. Kedua lelaki tua tersebut menghentikan sepeda motor PS. Selanjutnya meminta Norita pulang dengan menaiki sepeda motor mereka. “Aku bilang sama dia, mengapa kau disini sementara ayahmu baru meninggal. Setelah itu  aku suruh dia naik ke sepeda motor kami dan kami membawanya setelah menyuruh PS untuk pulang,” terang AS.
SS mengaku pada kedua remaja tersebut bahwa dia anggota Satuan polisi Pamong Praja (Satpol PP). Sebab SS pada malam itu menggunakan topi Satpol PP yang sering dipakainya ke ladang. SS dan AS membawa Norita, namun ditengah jalan mereka berhenti. Tepatnya di kawasan Sihutinghuting, Desa Saitnihuta, Kecamatan Dolok Sanggul. “Pada saat berhenti saya menyuruh AS pergi membeli rokok,” jelasnya.
SS juga mengatakan, saat AS beranjak pergi, dia baru meremas buah dada remaja putri tersebut dan seketika Norita melawan dan menjerit meminta tolong. Norita mengigit tangan SS hingga berdarah.  SS kemudian memukuli dan mecekik leher korban dengan tangan kirinya hingga lemas. Ketika tersangka AS pulang kelokasi kejadian dia menemukan Norita sudah tergeletak lemas. AS menginjak leher korban untuk memastikan Norita sudah meninggal. Dia melakukan hal tersebut karena sudah dalam keadaan kalut. “Kami menyeret Norita ke semaksemak, dan meninggalkannya dalam keadaan lemas. Dan saya belum sempat memperkosanya,” ujar SS.
Keesokan paginya, AS mendatangi SS dan mengajak SS kelokasi kejadian perkara untuk memastikan Norita telah meninggal. Di lokasi kejadian, AS dan SS menemukan Norita masih mengerang kesakitan. Melihat kondisi tersebut AS kembali menginjak leher korban demikian juga SS. “Atas dasar itulah kita menetapkan adanya unsur pembunuhan berencana. Sebab keduanya datang kembali untuk memastikan bahwa Norita masih hidup. Dan ketika menemukan Norita masih hidup maka keduanya membunuh Norita,” terang AKP Hendro Sutarno.
Hendro mengatakan AS masih memiliki kekerabatan dengan Norita. Atas dasar dalih itulah Norita mau dibawak AS dan SS dengan alasan untuk diantar pulang. AS dan SS sempat melarikan diri ke Jambi. Demikian juga SS sempat melarikan diri ke beberapa kabupaten tetangga. Atas perlakuan ketiga orang tersangka tersebut, PS, 19 yang dijerat dengan pasal 332 KUHPidana dengan ancaman tujuh tahun penjara. Sementara AS, 36, dan SS, 49 dijerat dengan pasal 340 KUHPidana pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati. Yunto pasal 338 dan 285 KUHPidana. “Kita juga mengamankan dua unit sepeda motor dan dua unit HP serta baju korban,” tandas Hendro. (ANDI SIREGAR/BARINGIN L GAOL)


NB: Inisial tersangka,
SS (Sarles Simanullang), AS (Allen Simanullang), PS (Pance Simamora)


Pemkab Humbahas Tambah Tenaga Baru CPNS



273 Tenaga Honorer Kategori II Humbahas Terima SK CPNS
DOLOK SANGGUL-Sebanyak 273 tenaga honorer kategori II (K2) Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas)  menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari Bupati Humbahas, Maddin Sihombing. Penyerahan dilakukan di Pendopo, Komplek Perkantoran Bukit Inspirasi, Doloksanggul, Kabupaten Humbahas, Senin (13/4/2015) dihadiri Sekda Humbahas Saul Situmorang beserta sejumlah jajaran pimpinan SKPD.
Tenaga honorer itu diangkat mengisi 3 posisi, yakni tenaga teknis, tenaga guru, dan tenaga kesehatan. Untuk posisi tenaga teknis sebanyak 118 orang terdiri dari tamatan Sarjana (S1) sebanyak 12 orang, tamatan Diploma III (D3) sebanyak 10 orang, tamatan SLTA sederajat sebanyak 93 orang, tamatan SMP sederajat sebanyak 3 orang. Sementara, untuk posisi tenaga guru sebanyak  154 orang terdiri dari tamatan S1 sebanyak 131 orang, tamatan D3 sebanyak 6 orang, tamatan D2 sebanyak 9 orang, tamatan D1 sebanyak 8 orang. Sedangkan yang mengisi tenaga kesehatan, hanya 1 orang tamatan D3.
Bupati dalam sambutannya menyampaikan rasa terharunya melihat penantian panjang serta perjuangan yang dilakukan para tenaga honorer selama ini telah membuahkan hasil. “Hargailah SK yang telah anda terima sekarang, dengan cara melihat kembali proses perjalanan panjang yang telah anda lalui dengan penghasilan yang sangat minim,” harapnya.
Maddin juga berpesan, dalam menjalankan segala kewajiban sebagai Abdi Negara agar berpegang pada kata kunci menuju sukses yang selama ini dia (Bupati) terapkan. “Berikanlah hatimu kepada pekerjaanmu,” tegasnya.
Penerimaan SK pengangkatan CPNS paparan Maddin, harus disyukuri karena tidak banyak orang yang memiliki kesempatan untuk mengabdi sebagai PNS. Kedudukan sebagai CPNS adalah masa percobaan yang diberikan paling lama sekitar 2 tahun untuk diangkat selanjutnya menjadi PNS.
Sementara itu, Kasubbag Publikasi dan Dokumentasi Humas Humbahas, Sumurung Sinaga yang juga  memperoleh pengangkatan CPNS dari jalur tenaga honorer mengatakan, setiap CPNS yang telah diangkat agar lebih produktif kedepannya. “Dalam melaksanakan tugas dibidangnya masing-masing kedepan, harus dengan sungguh-sungguh, disiplin dan professional,” ungkapnya.
Juster Siagian (30) salah satu peserta yang menerima SK CPNS mengisi posisi tenaga guru dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Humbahas atas pengangkatan dirinya. “Sudah 7 tahun saya sebagai tenaga honorer. Saya sangat senang, kerja keras saya selama ini tidak sia-sia. Benar kata pak Bupati, untuk menghargai SK yang telah saya terima ini,” terangnya.
Terkait penempatan wilayah kerja setiap CPNS, yang ditentukan oleh BKD melalui SK Bupati, Kepala BKD Humbahas Makden Sihombing, menjelaskan bahwa penempatan tersebut umumnya dituju sesuai dengan tempat kerja semula. “Umumnya, ditempatkan kembali ke tempat awal, tetapi ada beberapa yang ditarik ke Kabupaten berdasarkan kebutuhan unit kerja,” pungkasnya. (ANDI SIREGAR)

Jumat, 10 April 2015

Siswi SMKN 1 Dolok Sanggul, Dibunuh Pacarnya


Seputar Tewasnya Siswi SMKN 1 Dolok Sanggul
Tolak Hubungan Badan, Korban Dibunuh
DOLOK SANGGUL-Misteri tewasnya, Norita boru Purba, siswi SMK Negeri 1 Dolok Sanggul di perladangan warga sihuting-huting Desa Saitnihuta, Selasa (7/4) lalu akhirnya terungkap setelah pacarnya sendiri berinisial PS mengakui perbuatannya kepada petugas Reskrim Polres Humbahas.
Kapolres Humbang Hasundutan (Humbahas) AKBP Rustam Mansur melalui Kasat Reskrim AKP Hendro Sutarno didampingi Kasubbag Humas Aiptu Meliala Sembiring kepada wartawan, kemarin, mengatakan, dari pengakuan pacar koban, PS nekat membunuh karena pacarnya ini menolak untuk berhubungan badan layaknya pasangan suami istri.
Hasil olah TKP, polisi berhasil menyita barang bukti berupa satu unit sepeda motor merek TVS milik pelaku, satu buah handphone merek blackberry berwarna hitam, pakaian korban dan jacket pelaku, satu buah sandal  berwarna merah jambu beralas kuning.
Sementara dari, hasil penyelidikan petugas, kronologi pembunuhan siswi SMK itubermula, saat PS, Sabtu (4/4) mengajak korban keluar dari rumahnya dikampung Sibaragas, Desa Lumban Purba, untuk jalan naek sepeda motor PS. Saat itu korban diajak sekira pukul 20.45 WIB keluar dari rumahnya.
Tanpa menaruh curiga, korban bersama PS berkendara sepeda motor merek TVS milik pelaku di seputaran Desa Saitnihuta. Tiba di daerah perkampungan Sihuting-huting, PS mengajak korban bersetubuh badan. Niat itupun, langsung ditolak korban. Tidak tahan hasrat berhubungan badan ditolak, PS langsung mengancam korban dan membuka bajunya.
Saat korban meronta dan melawan, PS lalu mencekek dan memukul korban hingga pingsan hingga tidak berdaya. Dengan nafsu yang sudah di ubun-ubun, korbanpun langsung diperkosa. Selanjutnya, melihat korban tidak bernyawa, korbanpun diseret dan diletakkan disemak-semak.
”Korban diajak jalan-jalan, di tempat sepi tersangka memberhentikan sepeda motor dan mengajak korban melakukan hubungan suami istri. Korban menolak dan melakukan perlawanan. Tersangka langsung mencekik dan memukul korban hingga meninggal di tempat kejadian perkara (TKP),” terang Hendro.
Atas perbuatan sadis itu, pelaku terancam hukuman penjara pasal pembunuhan 15 tahun penjara, membawa anak lahir 12 tahun penjara dan pemerkosaan 7 tahun penjara.” Untuk pemeriksaan selanjutnya, kasus ini masih tetap dilakukan pendalaman dan pengembangan dan melakukan kordinasi pemberkasan ke jaksa penuntut umum,” tuturnya.
 Kenalan via Facebook
Penuturan PS kepada petugas, perkenalan korban Norita dan pelaku, berawal melalui facebook. Sekitar dua bulan facebookan, kedua pasangan itu menjalin asmara. Namun, karena  jarak mereka berjauhan, kedua pasangan itu tidak bisa bertemu untuk memadu kasih.
Tidak lama kenalan di facebook, pelaku yang sebelumnya tinggal di daerah Batam itu, pulang ke kampung halamnnya, di Dusun Sijukkang Desa Saitnihuta, Kecamatan Dolok Sangul. Korban dan pelaku akhirnya bertemu. Dalam sepekan terakhir, mereka sudah dua kali berjumpa. Namun, perjumpaan ketika tiga kalinya, hubungan mereka kandas karena dipisahkan maut. (ANDI/C
r-01)

Keterangan foto:
Korban, Norita Purba, semasa hidupnya.

Tertib Lalulintas

Ops. Simpatik Toba Galang Tertib Lalin
DOLOK SANGGUL-Polisi resor Humbang Hasundutan (Polres Humbahas) melalui satuan lalulintas (lalin) bersama instansi terkait, dinas Perhubungan dan Pariwisata (Dishubpar), Satpol PP, dinas Kesehatan, Perparkiran dan beberapa BUMN gelar Operasi (Ops) Simpatik Toba di Dolok Sanggul, Jumat (10/4/2015). Dalam Ops. Simpatik Toba itu petugas membagikan souvenir payung, gelas, kalender dan pulpen, berikut dengan talk show antara petugas dengan masyarakat guna menciptakan kegairahan bagi pengguna jalan.
Kasat Lantas Polres Humbahas, AKP Adi Suwignyo mengatakan operasi simpatik Toba, merupakan program Polri terpusat yang dilakukan 1-20 April. Tujuannya, untuk melakukan revolusi mental sebagai penggerak pelayanan prima terhadap masyarakat sekaligus menggalang tertib lalin. “Dalam kegiatan ini, kita berharap masyarkat mentaati lalu lintas, yang tujuanya untuk menekan angka kecelakaan,” jelasnya.
Pelaksanaan Ops Simpatik Toba, katanya, pihaknya turut menertibkan parkir berlapis, pengendara yang tidak menggunakan helm, berbonceng tiga, dan PKL yang berdagang di trotoar. “Untuk 10 hari ini memang hasilnya belum maksimal dirasakan oleh masyarakat, sehingga dibutuhkan kelanjutan dari program ini. Artinya, kegiatan ini tidak berhenti pada Ops simpatik Toba saja. Kita juga butuh dukungan bupati  melalui forum komunikasi lalu lintas guna melakukan terobosan baru. Kalau bisa rutin dilakukan setiap jumat,” sebutnya.
Senada juga disampaikan, kadis Hubpar, Mangupar Manullang. Dikatakan menghindari lakalantas setiap pengendara hendaknya memiliki kesadaran tinggi dalam berlalu lintas. “Utamakan keselamatan dari pada kecepatan. Parkirlah dengan tertib sesuai dengan petunjuk rambu lalu lintas yang ada. Khusus parkiran hendaknya dilakukan satu arah dan tidak berlapis,” tukasnya.

Sementara, pemerhati lalu lintas, Erikson Simbolon saat dimintai tanggapanya, mengatakan masyarakat kerap merasa hebat ketika melakukan pelanggaran lalu lintas. Padahal untuk menjadi tokoh dan tauladan sejatinya seseorang  hendaknya tidak melanggar peraturan, bahkan jika dimungkinkan seharusanya taat pada peraturan lalu lintas yang ada. “Tokoh pembaharuan idealnya harus menunjukan bagaimana mentaati peraturan yang ada sehingga menjadi contoh dan tauladan bagi masyarakat lainnya,” tandasnya. (TANSIR/ANDI)

Kamis, 09 April 2015

Dugaan Pembunuhan

Seputar Pembunuhan Siswi SMK Dolok Sanggul
Polres Humbahas Periksa 20 Saksi
DOLOK SANGGUL – Kepolisian Resort (Polres) Humbang Hasundutan (Humbahas) saat ini telah memeriksa sebanyak dua puluh orang saksi. Dua puluh saksi tersebut diantaranya empat orang kerab korban dan enambelas orang anggota Satuan Polisi Pamong praja (Satpol PP).
Humas Polres Humbahas AIptu Meliala Sembiring mengatakan bahwa dari keterangan kekasih korban berinisial PS, 19 mereka saat pacaran di grebek dua orang tidak dikenal. Dari pengakuan PS juga menyebutkan bahwa kedua orang tersebut menggunakan topi mirip kepunyaan Satpol PP. Karena itu pihak kepolisian memanggil sejumlah personil Satpol PP untuk dimintai keterangan seputar topi tersebut. 
“Dan sejauh ini, tidak ada ditemukan pemilik topi yang dinyatakan PS. Sehingga pihak kepolisian masih terus melakukan penelusuran terhadap pelaku pembunuhan siswi SMK Negeri I Dolok Sanggul tersebut,” terangnya kepada sejumlah wartawan, Kamis (9/4/2015) di Dolok Sanggul.
Meliala memaparkan bahwa pihak kepolisian juga masih mengacu pada keterangan PS yang menyebutkan bahwa dia berpisah dengan korban pada malam minggu, Sabtu (04/4) di kawasan Bukit Inspirasi. Selanjutnya korban dibawak dua orang lelaki yang tidak dikenalnya tersebut. “Namun belum dapat kita pastikan juga apakah pelaku lebih dari satu orang atau hanya satu orang saja,” ujarnya.
Namun Meliala memastikan bahwa korban meninggal dunia karena pembunuhan. Sebab dalam olah tempat kejadian perkara yang dilakukan Polres Humbahas menunjukkan adanya perlawanan di lokasi semak-semak di kawasan perladangan warga tersebut. “Selain itu kita juga menemukan leher korban yang diikit dengan jaket,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, korban yang merupakan sisiw SMK Negeri I Dolok Sanggul tersebut bernama Norita Purba,17. Korban dinyatalkan hilang oleh pihak keluarga sejak Sabtu (4/4) setelah keluar bersama pacarnya PS,15. Kedua-duanya merupakan warga Sahit Ni Huta. Setelah dinyatakan hilang selama tiga hari, korban ditemukan tewas di perladangan warga di kawasan Sihutinghuting, Sait Ni Huta, Dolok Sanggul. “Karena itu sampai saat ini kepada PS kita dari kepolisian masih mempersangkakan kasus membawa lari anak dibawah umur. Serta masih menahan PS untuk mengembangkan kasus kematian Norita,” ujarnya.
Sementara pihak keluarga korban belum bersedia memberikan keterangan terhadap wartawan. Namun pihak sekolah SMK Negeri I Dolok Sanggul mengatakan bahwa Norita adalah siswi yang baik. Selain itu, Norita juga dikenal sebagai pelajar yang ramah dan santun, serta tidak menyangka bahwa siswi kelas XII tersebut harus meninggal dunia dengan kondisi yang sadis. “Kita sangat berduka, dan kita berharap ini tidak terulang kembali,” kata Nikson. (BARINGIN/ANDI)

Tomat

Harga Tomat Turun, Petani Merugi
DOLOK SANGGUL – Para petani tomat di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) dalam dua bulan terakhir mengalami kerugian akibat anjloknya harga tomat. Para petani berharap agar pemerintah memberikan solusi untuk mengatasi harga yang tidak pernah stabil tersebut.
Saat ini harga tomat di pasaran berkisar antara Rp 2000 hingga Rp 3000 per kilogram. Harga tersebut dinilai tidak sebanding dengan biaya produksi dan operasional petani selama mengelola tomat. “Jauh di bawah harga biasanya. Dengan kondisi ini jelas membuat kami para petani tomat menelan kerugian besar," ujar salah seorang petani, A Simanjutak, 45 Kamis (9/4/2015) di Dolok Sanggul.
Anjloknya harga tomat di pasaran menurut Simanjuntak sudah merupakan hal biasa dan tidak pernah memiliki solusi. Terlebih akibat pasokan melimpah dari seluruh sentra pertanian di kawasan Sumatera. "Musim tanam lalu saya mengeluarkan modal untuk menanam tomat sekitar Rp10 juta, untuk tiga ribu batang tomat. Sementara jika produksi kami berkisar satu ton per panennya dengan harga rat-rata Rp 3000 per kilogram maka per panen kami hanya menerima sekitar Rp 3 juta dengan masa produksi sekitar dua bulan,” katanya.
Para petani di Humbahas tidak memiliki alternatif lain dengan tanaman tomat mereka. Tomat menurut mereka sulit diolah menjadi manisan selain jadi saos. Petani lainnya, Henri Silaban, 32 mengaku tanaman tomatnya sempat akan diborong oleh seorang penampung. Namun setelah dinyatakan tingginya produksi dari beberapa daerah di luar Humbahas maka penawaran terhadap Tomat turun hingga Rp 2000 per kilogram dari sebelumnya Rp 5000 per kilogram.
Pengamat pertanian di Tapanuli, Lambas Hutasoit mengatakan over produksi selalu menjadi masalah yang sangat mempengaruhi kelanjutan hidup petani. Hal ini disebabkan minimnya penataan pertanian oleh pihak pemerintah. Karena itu petani yang harus lebih aktif mengakses informasi tentang pengelolaan pertanian. "Kelemahan kita selama ini terletak pada minimnya penataan pertanian. Sebab anjloknya harga bukan karena minim permintaan tetapi karena produksi yang berlebihan. Dan ini yang menjadi masalah," ujarnya.(BARINGIN/ANDI)

Rabu, 08 April 2015

Warning Politik Praktis Bagi PNS

PNS Berpolitik Praktis Akan Ditindak
DOLOKSANGGUL – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Humbang Hasundutan (HUmbahas), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Humbahas meminta seluruh jajarannya untuk netral, objektif serta tidak terlibat politik praktis.
Sekretaris Daerah (Sekda) Humbahas, Saul Situmorang mengatakan bahwa pihak Pemkab Humbahas tidak akan mentolerir aparatnya yang terlibat dalam politik praktis maupun suksesi calon kepala daerah. Sehingga apabia terbukti maka pihak Pemkab akan mengeluarkan sanksi berat sesuai dengan PP53. Saul mengatakan bahwa pemberlakukan sanksi tersebut akan dilakukan untuk semua kalangan PNS dilingkungan Pemkab Humbahas yang melanggar aturan.
Baik lingkup dinas, badan, kantor maupun di tingkat sekolah-sekolah diharapkan menjaga netralitas dan memengang teguh amanah PP No 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS tersebut. "Pada PP tersebut melarang para pegawai sipil Negara maupun daerah untuk berpolitik praktis. Oleh karena itu, dalam setiap pertemuan kita dengan sejumlah PNS kita  telah menyampaikan pelarangan tersebut," katanya kepada wartawan, Rabu (8/4/2015) di Dolok Sanggul.
Saul mengatakan bahwa dalam PP tersebut sudah jelas disebutkan larangan para PNS untuk tidak terjun berpolitik praktis. Pasalnya PNS merupakan abdi Negara yang netralitas dan objektifitasnya dibutuhkan untuk melayani public. "Para pegawai kita ingat saja bahwa tahun ini adalah tahun politik. Agar supaya pegawai tidak terganggu dengan iven-iven politik, agar tetap melayani masyarakat,” katanya.
PNS yang melanggar tersebut akan menghadapi sanksi yang telah diatur dalam aturan kepegawaian negera. Bahkan jika terbukti secara nyata sudah terjun ke dunia politik maka akan dilakukan penurunan pangkat setingkat bahkan penghentian sebagai status PNS. 
Sementara itu salah satu PNS yang tidak ingin disebut namanya mengatakan bahwa larangan politik praktis bagi PNS adalah perangkap yang membuat banyak PNS terjebak. Pasalnya sebagai abdi Negara PNS dituntut untuk objektif, namun pada saat pemilihan PNS harus menjadi warga Negara yang menggunakan hak suaranya dengan baik. Sehingga jika memang PNS dinyatakan tidak boleh mengikuti politik praktis, semestinya hak suaranya pada saat pemilihan baik pemilu, pilkada maupun pilpres harus harus dinyatakan tidak memilih. Karena jika masih tetap memiliki hak suara maka PNS tidak akan bias diminta untuk netral. “Samakan saja dengan TNI maupun Polri. Inikan kami makan buah simalakama. Disatu sisi kami diminta netral, sementara saat pemilihan kami harus menggunakan hak suara. Sama saja bohong,” tukasnya.
Pegawai dilingkungan kesekretariatan Pemkab Humbahas tersebut mengatakan bahwa dengan mengajak keluarga termasuk istri maupun anak-anaknya untuk memilih salah satu kandidat sudah merupakan bagian dari keterlibatan politik. Sehingga jika memang memungkinkan sebaiknya dikeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa PNS tidak memiliki hak suara. “Kalau itu sudah dikeluarkan maka semua selesai,” ujarnya.(BARINGIN/ANDI)

Kerja..........Kerja...........

Balon Bupati Pekerja Keras Dibutuhkan di Humbahas
DOLOK SANGGUL-Menjelang pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Desember 2015 mendatang, sejumlah tokoh asal bonapasogit itu bermunculan dan diprediksi menjadi bakal calon (balon) bupati periode 2015-2020.
Beberapa tokoh dengan latar belakang yang berbeda itu masing masing, Palbet Siboro (birokrasi), Dosmar Banjarnahor (pengusaha), Pantas Silaban (Akademisi), Sahat Maruli Tua Tumanggor (pengusaha), Parulian Simamora (tokoh pemuda), Rimso Sinaga (pengusaha), Marganti Manullang (pemerintah), Parasian Purba (pengusaha) Harry Marbun (pengusaha). Dari sejumlah tokoh diatas, beberapa diantaranya menyatakan sebagai balon bupati sementara yang lain masih enggan menyatakan sebagai balon bupati meski sudah membentuk pertemuan antar marga.
Amatan andalas, dari sejumlah tokoh dan balon bupati diatas, beberapa diantaranya sudah me-raun dan memasukkan berkas pendaftaran ke sejumlah partai politik (parpol). Namun sosialisasi di tengah masyarakat masih dingin bahkan belum dikenal masyarakat.
Jonter Lumban Gaol (46), salahsatu warga Pollung saat ditanyai wartawan harian andalas, kemarin, di kediamannya mengaku belum mengenal sosok  calon bupati yang dapat melanjutkan pemerintahan Maddin-Marganti di Humbahas.
Selain belum mengenal sosok calon bupati pekerja keras, buruh bangunan itu belum mengenal raut wajah para tokoh yang diinformasikan menjadi balon bupati di Humbahas. “Terus terang kita belum mengenal raut wajah para balon bupati di Humbahas. Sementara, informasi, Pemilukada di Humbahas akan berlangsung Desember 2015 mendatang. Kita berharap para balon bupati yang bertarung dalam pesta rakyat itu, tidak hanya membual dan memberikan janji palsu. Mewujudkan pembangunan di daerah kita ini, kita membutuhkan balon bupati pekerja keras,” terang ayah 5 anak itu.
Sementara, Roganda Sihombing (32), warga Desa Lobutua, Kecamatan Lintongnihuta itu, justru pesimis yang dinamakan pemilihan atau pesta rakyat. Buruh tani itu mengatakan, dari beberapa pesta demokrasi yang telah dilewati, belum ada pemangku kepentingan yang berpihak kepada rakyat. Jikapun ada pemangku kepentingan mengaku dekat dan peduli dengan rakyat, harapan itu kandas di tengah jalan dan tidak menyentuh masyarakat ekonomi lemah.
“Kita sudah bosan yang namanya pesta rakyat, para tokoh dan elit politik menamengkan rakyat kecil namun pada kenyataanya, kita tidak menerima dampak dari pesta rakyat itu. Jika para pemangku kepentingan betul-betul peduli dengan masyarakat ekonomi lemah, jalan sentra pertanian, irigasi, penyaluran pupuk subsidi harusnya menjadi perhatian,” tukas pria berbadan tegap itu. (ANDI SIREGAR)

Siswi SMKN 1 Dolok Sanggul Ditemukan Tewas

Tiga Hari Menghilang, Siswi SMKN 1 Dolok Sanggul Ditemukan Tewas
DOLOK SANGGUL-Setelah tiga hari dikabarkan hilang, seorang siswa SMKN 1 Dolok Sanggul ditemukan tewas di perladangan warga Desa Saitnihuta, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Selasa (07/4/2015) sekira pukul 17:30 Wib.
Informasi dihimpun wartawan harian andalas, kemarin, korban Norita Purba (17) warga Dusun Sibaragas Desa Lumban Purba itu diduga tewas setelah diperkosa orang tak dikenal, sementara atas kejadian itu pacar korban, inisial PS (19) warga Sijukkang, Desa Saitnihuta hingga kini masih dalam pemeriksaan polisi.
“Sabtu (4/4/2015) kemarin, korban keluar bersama pacarnya PS. Namun hingga, Senin (06/4/2015) siswi yang saat ini duduk di kelas III SMK dengan jurusan administrasi itu tidak pulang ke rumah. Saat pacar korban dimintai keterangan, PS berbelit  sehingga pihak keluarga membuat pengaduan hilang kepada pihak kepolisian setempat,” terang Deni.
Deni juga menyampaikan, untuk mengungkap motif dugaan pembunuhan adik iparnya, pihak keluarga telah membawa jenazah korban untuk keperluan otopsi ke rumah sakit bhayangkara di Medan. “Selasa malam, jenazah korban telah dibawa ke rumah sakit medan untuk keperluan otopsi,” tambahnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Humbahas didampingi Kasubbag Humas Aiptu H Meliala Sembiring kepada sejumlah wartawan, membenarkan kejadian itu. “Senin, kemarin, kita menerima laporan hilang. Setelah kita lakukan pemeriksaan dan penyelidikan kita, sementara kita menahan pacar korban untuk dimintai keterangan,” terang Meliala.
Dari hasi pemeriksaan sementara, sambung Hendro, pihak kepolisian pada hari Selasa, kemarin melakukan pemeriksaan terhadap PS. Pengakuan PS,  saat mereka pacaran dua orang warga yang tidak begitu dikenal menangkap mereka. Mereka lari menggunakan sepeda motor, dan jatuh di salah satu persimpangan di kawasan Bukit Inspirasi Dolok Sanggul. Kedua orang tersebut kemudian menyuruh PS untuk pulang kerumahnya, dan Norita dijanjikan akan diantar pulang kerumahnya.
“Pengakuan PS, warga yang tidak begitu mengenal mereka namun sangat mengenal korban. Sebab saat itu adanya pernyataan salahsatu dari mereka (warga-red) menyebutkan bahwa Norita baru kemalangan karena ayahnya meninggal sehingga dia harus pulang ke rumahnya. Sejak perpisahan mereka pada malam minggu tersebut, PS tidak bertemu lagi dengan Norita,” paparnya.
Setelah dilakukan pencarian di kawasan bukit inspirasi, sekitar pukul 17:30 Wib Norita ditemukan sudah tidak bernyawa.  Oleh pihak kepolisian Norita di dibawak ke RSU Dolok Sanggul untuk dilakukan visum. Kemudian, atas permintaan keluarga korban di otopsi ke RSU Bayangkara Medan. “Hasil otopsi belum keluar, namun pihak kepolisian menduga kuat kematian korban akibat kekerasan atau pembunuhan. Jadi kita nanti akan melakukan ekspose kembali hasil terbaru dari penyelidikan polisi,” tutur Hendro.
Sementara pihak sekolah SMKN 1 Dolok Sanggul yang di konfirmasi wartawan melalui seluler membenarkan bahwa Norita adalah siswa mereka. Norita dinyatakan hilang sejak tidak masuk sekolah pada hari Selasa (7/4). Pasalnya pada hari Kamis hingga Senin seluruh sekolah diliburkan karena perayaan paskah. “Kami juga terkejut, dan semalam kita dari pihak sekolah sudah memberikan keterangan. Namun kami tidak bias lagi melihat mayatnya karena sudah dimasukkan ke mesin pendingin sebelum dikirim ke Medan,” terang Nikson.
Mantan Kasek SMPN 2 Sijama Polang itu menambahkan, penjelasan wali kelasnya Norita, dikenal sebagai siswi yang baik, serta selama ini termasuk siswi yang sangat sopan. “Namun bagaimana kejadiannya hingga seperti itu kami tidak begitu mengetahuinya. Hanya saja dari pihak sekolah kami membenarkan bahwa Norita adalah siswi kami yang akan mengikuti UAS dan UN Tahun ajaran ini,” paparnya.
Sementara kepala RSU Dolok Sanggul, Sugito Panjaitan mengatakan bahwa pihaknya selaku tim media hanya melakukan visum luar. Korban dibawa ke RSU Dolok Sanggul dengan kondisi tubuh sudah bengkak. “Kalau dugaan lain dan apa penyebab kematian itu bukan dari pihak RSU kita namun hasil visum luar sudah kita serahkan kepada pihak kepolisian,”tandasnya. (ANDI SIREGAR/GUGUN LUMBAN GAOL)

Disantroni Maling

Istri Opname, Rumah Disatroni Maling
DOLOK SANGGUL-Menjaga istri yang tengah opname di RSUD Dolok Sanggul, rumah kediaman Daniel Purba (30) yang berada di Desa Purba Manalu, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Senin (6/4/2015), disatroni maling.
Akibat Kejadian itu, korban mengalami kerugian materi hingga 10 juta rupiah. Pelaku berhasil membawa televisi, HP Blackberry, tabung Gas Elpiji 15 kg, dan puluhan gram perhiasan, saat ditinggal pemiliknya.
Kejadian itu diketahui korban setelah tiba di rumah sekitar pukul 08.30 WIB pagi, mendapati rumah sudah tidak dalam keadaan terkunci dan melihat kondisi di dalam rumah sudah acak-acakan. “Saya baru tahu tadi pagi sewaktu pulang dari rumah sakit, untuk masak buat istriku,”terangnya.
Menurut korban, kejadian terjadi antara minggu malam hingga senin dini hari. “Semalam saya meninggalkan rumah masih dalam keadaan terkunci, kejadiannya pasti tadi malam,”ucapnya. Mendengar kejadian tersebut dari pihak keluarga, Istri Daniel, br.Aritonang (28) yang tengah dirawat, langsung syok dan menangis.
Korban yang juga PNS di rumah sakit itu kepada wartawan mengaku telah melaporkan kejadian tersebut ke Polisi Resort (Polres) Humbahas.
Sementara itu, Kasubbag Humas Polres Humbahas, Aiptu H Meliala ketika dikonfirmasi mengaku sudah menerima laporan korban. “Kita sudah terima laporannya, saat ini kita berupa melakukan pencarian terhadap pelaku dari hasil olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) yang tengah kita selidiki sekarang,”tukasnya. (ANDI SIREGAR)

Pengembangan Kopi

Mentan Tetapkan Humbahas Daerah Pengembangan Kopi
DOLOK SANGGUL-Menteri Pertanian (Mentan) RI menetapkan Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) sebagai salahsatu daerah pengembangan kopi secara nasional. Selain daerah Humbahas, Kabupaten Dairi juga mendapat kesempatan yang sama sebagai pengembangan kopi sesuai dengan surat keputusan Mentri Pertanian RI nomor 46/KPTS/PD300/1/tahun 2015 tanggal  16 januari 2015 tentang penetapan kawasan perkebunan nasional. “Hanya Humbahas dan Dairi yang dihunjuk Mentan sebagai daerah pengembangan kopi di Sumatera,”ungkap Kadis Pertanian Kabupaten Humbahas, Happy Silitonga didampingi Kabid Perkebunan, Rajin Lumban Toruan saat ditemui wartawan harian andalas di kantornya, Rabu (01/4/2015).
Dijelaskan, dasar pertimbangan Mentan metapkan Humbahas sebagai daerah pengembangan kopi karena Humbahas memiliki tekstur tanah, suhu dan cuaca yang berpotensi pengembangan kopi. Selain itu, kualitas kopi asal Humbahas sudah dikenal hingga manca Negara dengan orientasi pemasaran eksport.
Lebih lanjut, kata Happy, jenis kopi yang akan dikembangkan di Humbahas adalah varietas arabika. Dimana, tahun 2005 lalu, Mentan telah melepas kopi arabika sebagai komoditas unggulan dan patut dikembangkan. Sebagai langkah dan tindak lanjut surat keputusan mentan tersebut, tahun 2015, Humbahas memperoleh  program kegiatan intensifikasi lahan kopi seluas 500 Ha.  Kedepan program tersebut akan diikuti program yang lebih besar volumenya dan lebih luas cakupannya mulai dari budidaya, pengendalian organisme pengganggu kopi hingga industry unit pengolahan dan pemasaran.
Menyikapi implementasi ketetapan mentan diatas, mantan Kadis Kehutanan itu, mengatakan, pihaknya akan menyusun master plan pengembangan komoditi kopi. Menyediakan sarana dan prasarana dan membuat kebun induk kopi.
Happy juga menyampaikan, meningkatkan kualitas kopi asal Humbahas, kedepan akan dilakukan pengembangan kopi berbasis pupuk organik. Demikian juga, pembangunan perkebunan kopi akan dilakukan secara terpadu dan terintegrasi. Mulai dari sarana dan prasarana baik pokok dan penunjang tehnologi, pemasaran serta meningkatkan dan mengembangkan kelembagaan sumber daya manusia (SDM) petani kopi.
Meningkatkan produksi komoditas unggulan dari Humbahas itu, Happy berharap, camat, kepala desa dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) dapat bekerjsama dengan petani kopi baik perorangan maupun organisasinya serta usaha-usaha pemasaran lokal.
“Kita patut berterimakasih kepada Menteri Pertanian RI karena daerah Humbahas dihunjuk salahsatu daerah pengembangan kopi secara nasional. Tentu, momen dan kesempatan ini harus dimamfaatkan untuk menunjang produksi kopi asal Humbahas yang sudah dikenal luas hingg ke manca Negara. Dinas pertanian dan PPL akan berupaya semaksimal mungkin mendampingi masyarakat petani kopi tanpa mengabaikan patani dan komoditas lainnya,” pungkas Happy mengakhiri. (ANDI SIREGAR)